
Halo Bapak, Ibu, dan Saudara-saudari petani di desa!
Pernahkah terpikir kalau sampah dapur kita bisa jadi ‘makanan super’ untuk tanaman? Ya, betul sekali! Namanya pupuk kompos.
Pupuk kompos dibuat dari sisa-sisa bahan organik seperti sisa sayuran, buah-buahan, daun kering, rumput, atau bahkan kotoran hewan. Daripada dibuang sia-sia, yuk kita olah jadi pupuk yang bikin tanah subur dan tanaman sehat!
Kenapa Harus Pakai Pupuk Kompos?
-
Tanah Jadi Subur
Kompos membuat tanah lebih gembur, mudah menyerap air, dan kaya nutrisi alami untuk tanaman. -
Hemat Biaya
Tak perlu sering beli pupuk kimia yang mahal—cukup manfaatkan bahan-bahan organik yang ada di sekitar kita. -
Lingkungan Bersih
Sampah organik tidak menumpuk dan berbau, desa pun jadi lebih bersih dan sehat. -
Tanaman Sehat & Hasil Melimpah
Tanaman jadi lebih tahan penyakit dan hasil panen bisa lebih banyak serta berkualitas tinggi.
Apa Itu Kompos dan Bagaimana Terbentuknya?
Kompos merupakan pupuk organik yang dihasilkan dari pelapukan bahan-bahan organik akibat aktivitas mikroorganisme pembusuk.
Bahan organik ini bisa berupa rumput, jerami, ranting, daun gugur, kotoran hewan, hingga air kencing ternak.
Proses pelapukan alami di alam bisa berlangsung sangat lama—bahkan bertahun-tahun. Namun, dengan bantuan manusia dan teknik pengomposan yang tepat, proses tersebut dapat dipercepat hanya dalam waktu 1—3 bulan saja.
Selain menambah unsur hara, kompos juga meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air, menjaga kesehatan akar, serta memperbaiki struktur tanah dalam jangka panjang.
Sampah yang Bisa dan Tak Bisa Dijadikan Pupuk Kompos
Bisa Digunakan:
-
Sisa makanan dan sayuran
-
Kulit buah dan daging busuk
-
Kertas bekas dan tisu
-
Dedaunan dan rumput
-
Potongan kayu kecil
-
Bumbu dapur kadaluarsa
-
Bulu hewan dan kotoran ternak
-
Debu dari belakang lemari es
Tidak Bisa Digunakan:
-
Tumbuhan yang terkena penyakit
-
Kertas kado atau kardus berlapis metal
-
Plastik, kaca, besi, aluminium
-
Boks minuman atau makanan berminyak (seperti kotak pizza)
-
Kaleng dan botol bekas
Alat dan Bahan yang Dibutuhkan
Alat:
-
Wadah besar dengan penutup (tong atau ember bekas berlubang)
-
Sarung tangan
Bahan:
-
Sampah organik rumah tangga
-
Tanah
-
Air secukupnya
-
Arang sekam
-
Kapur pertanian
-
Cairan EM4 (mikroba pengurai)
Langkah-Langkah Membuat Pupuk Kompos
-
Pisahkan sampah organik (seperti sisa makanan, daun, dan kulit buah) dari sampah anorganik.
-
Cincang bahan organik menjadi potongan kecil agar lebih cepat terurai.
-
Siapkan wadah kompos yang tertutup dan terlindung dari air hujan serta sinar matahari langsung.
-
Susun lapisan pertama tanah, lalu siram sedikit air.
-
Tambahkan sampah organik yang telah dicampur arang sekam dan sedikit kapur pertanian.
-
Siram dengan campuran air dan EM4, lalu tutup kembali dengan lapisan tanah.
-
Tutup rapat wadah dan biarkan selama sekitar tiga minggu.
-
Aduk atau balik tumpukan kompos setiap beberapa minggu agar udara masuk dan proses penguraian berjalan baik.
Setelah beberapa minggu, bahan-bahan tersebut akan berubah menjadi tanah hitam remah, tidak berbau, dan kaya nutrisi — inilah pupuk kompos siap pakai!
Tips Tambahan
-
Pastikan wadah kompos tidak tergenang air hujan atau dimasuki hewan.
-
Letakkan di tempat teduh dan lembap, tapi tidak terkena sinar matahari langsung.
-
Kompos yang matang biasanya berwarna cokelat tua kehitaman, berbau tanah segar, dan tidak panas lagi.
Kesimpulan
Membuat pupuk kompos bukan hanya bermanfaat bagi tanaman, tetapi juga bagi lingkungan dan ekonomi keluarga.
Dengan memanfaatkan sampah organik rumah tangga, kita bisa mengurangi limbah, menyuburkan tanah, serta menjaga bumi tetap hijau dan sehat.
Ayo, ubah sampah jadi berkah untuk pertanian yang berkelanjutan dan lingkungan yang lebih lestari!
Sumber:
Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya
Website: https://dlh.palangkaraya.go.id